pagi tiba,
ayam berkokok dengan nyaringnya,
embun bersinar eloknya
namun langit masih kelabu,
namun langit masih kelabu,
menutupi lugasnya sinar sang surya penghangat asa,
tak lama, rintik hujan tercurah dari kelamnya langit pagi ini,
gerimis,
tak pelak dingin makin gencar menyerang,
gerimis,
tak pelak dingin makin gencar menyerang,
secangkir coklat hangat takkan mampu bertahan lama tuk lawan rasa ini,
dibalik jendela ini aku masih memandangi kelabunya angkasa
mencoba menghitung tetesan air yang tercurah dari langit,
mungkin sudah lebih dari jutaan titik air yang telah turun,
sejenak, goresan indahNYA tergambar jelas dalam pikiranku,
goresan indah ciptaanNYA yang terbalut dalam bentuk Perempuan itu dengan senyum lembut dan hangatnya,
goresan indah ciptaanNYA yang terbalut dalam bentuk Perempuan itu dengan senyum lembut dan hangatnya,
mengajakku membuka kembali kotak memori yang sengaja kututup saat itu
mengajakku kembai membongkar dan menemukan gambar-gambar indah dari raut wajahmu,
suara-suara lugasmu yang selalu menenangkanku pun masih terekam jelas dalam studio otakku
tulisan-tulisan kecilmu seperti tertempel dalam dinding memoriku,
seraya semuanya berkata, sama seperti dulu saat itu.
aku menikmatinya,
walaupun aku tak pernah memilikimu,
tapi,
sebagian ceritaku menempatkanmu di alurnya,
sebagian kenanganku mendapatimu ada didalamnya,
dan semuanya masih tersimpan rapi di kotak kecil nan indah di bagian indah dalam pojok memoriku.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar